07 December 2012

Download Game ISO PSX/PS1 Dead or Alive

 

Description :
Dead or Alive (Japanese: デッドオアアライブ Hepburn: Deddo oa Araibu) is a video game series produced by Tecmo and developed by Team Ninja that is primarily composed of fast-paced 3D fighting games. Its story and characters are the creation of Tomonobu Itagaki, who has since left the company and is no longer working on the series.
In addition to its innovative countering system, the franchise is arguably as well known for its cast of busty female characters and the animation of their breasts. This aspect of the game's popularity led to the creation of the spin-off game Dead or Alive Xtreme Beach Volleyball and its sequels, where the women and their sex appeal play a more focal role than it does in the core Dead or Alive series.


Password: DoASLUS-00606


 Download emulatornya disini : Download Emulator



Download Game ISO PSX/PS1 Uprising X

 
 
General Information 
Game Name Uprising X
Platform(s)
PlayStation
Publisher(s)
The 3DO Company
Developer(s)
Cyclone Studios
Genres
Real-Time Strategy
First-Person Shooter
Themes
Sci-Fi
Original US Release Nov. 30, 1998
Aliases          


Download Now




Download Game ISO PSX/PS1 Brigandine

 

Description
Brigandine is a tactical role-playing game for the PlayStation video game console, created by developer Hearty Robin and released in 1998. An American port, called Brigandine: The Legend of Forsena, was released in the same year by Atlus. In 2000, Hearty Robin released a remake of the game called Brigandine: Grand Edition, which included multiplayer support, along other new features. In the game, the player chooses one of the nations of the fictional continent of Forsena, and has the goal of conquering the other nations by taking their castles, using troops composed by human commanders and fictional creatures. Although primarily a turn-based strategy game, the game includes some characteristics of tactical role-playing games.




Download Emulatornya Disini : Download Emulator


 

Download Game ISO PSX/PS1 Yasoukyoku


 Pada postingan saya kali ini saya akan berbagi sebuah game PS1, namanya adalah Yasoukyoku. Bagi sobat yang seneng dengan game ini silahkan di download di link di bawah ini.


Download Now


 Download Emulatornya disini : Download Emulator


05 December 2012

Download Game ISO PSX/PS1 : Gear Fighter Dendoh

 

Bagi sobat yang senang main game ini di PS1, sobat bisa langsung download Gamenya di link di bawah ini. Game ini juga bisa dimainkan di komputer dengan emulator. Selamat menikmati :D




 

Download Game ISO PS1/PSX : Blade

 

Sudah lama banget nihh blog ini gak ngeshare game PS1/PSX lagi... hehehe Pada postingan kali ini akan saya bagikan kepada sobat semua game PSX/PS1 yaitu Blade. Mungkin dulu sobat sangat senang main game ini dan sekarang sobat juga bisa memainkannya di komputer sobat. silahkan download di link di bawah :)


Password : uPp3D+by+m3


Untuk emulatornya sobat bisa download disini : Download Now






DOWNLOAD GAME Yu Gi Oh! Yugi The Destiny Full Version


Yu-Gi-Oh! Power of Chaos : Yugi the Destiny adalah sebuah card game (game kartu)seperti Magic the Gathering maupun Spectromancer. Yu-Gi-Oh! Power of Chaos : Yugi the Destiny adalah sequel pertama dari seri Yu-Gi-Oh Power of Chaos. Game ini merupakan game yang wajib dimiliki para penggemar Yu Gi Oh..


Di game Yu-Gi-Oh! Power of Chaos : Yugi the Destiny ini kamu bisa sesukamu mengatur deck dan strategi permainan. Pada awalnya kamu hanya punya 40 kartu, namun koleksimu bisa bertambah setelah memenangkan sebuah duel.



System Requirement
450 MHz Pentium II (or equivalent)
128 MB RAM
DirectX 8.1 compliant graphics card
DirectX 8.1 or higher
Windows XP/ME/2000/98SE
300 MB free hard disk space
DirectX 8.1 compliant sound card

Screenshoots :





FREE DOWNLOAD GAME Hercules (PC/ENG)

Hercules





Ini dia sob yang senang sama game petualangan yang sangat seru. ayo segera dapatkan game ini secara gratis dengan mendownload di link yang ada di bawah :)

Screenshot :
 







04 December 2012

PATOFISIOLOGI NYERI DARI ASPEK FISIOTERAPI

PENDAHULUAN
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat.

Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:

·         Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor.
·         Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf ( neliola, et at, 2000 ).
·         Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.
·         Nyeri spikologik

Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri osteoneuromuskuler, yaitu :
·         Nociceptor mechanism.
·         Nerve or root compression.
·         Trauma ( deafferentation pain ).
·         Inappropiate function in the control of muscle contraction.
·         Psychosomatic mechanism.

Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptor baik pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satu cara/upaya dalam aplikasi elektroterapi terhadap nyeri.

Nociceptor:
Sensor elemen yang dapat mengirim signal ke CNS akan hal–hal yang berpotensial membahayakan. Sangat banyak dalam tubuh kita, serabut-serabut afferentnya terdiri dari:
A delta fibres, yaitu serabut saraf dengan selaput myelin yang tipis.
C fibres, serabut saraf tanpa myelin.

Tidak semua serabut-serabut tadi berfungsi sebagai nosiseptor, ada juga yang bereaksi terhadap rangsang panas atau stimulasi mekanik. Sebaliknya nosiseptor tidak dijumpai pada serabut-serabut sensory besar seperti A Alpha, A Beta atau group I, II. Serabut-serabut sensor besar ini berfungsi pada “propioception” dan “motor control”.
Nociceptor sangat peka tehadap rangsang kimia (chemical stimuli). Pada tubuh kita terdapat “algesic chemical” substance seperti: Bradykinine, potassium ion, sorotonin, prostaglandin dan lain-lain.
Subtansi P, suatu neuropeptide yang dilepas dan ujung-ujung saraf tepi nosiseptif tipe C, mengakibatkan peningkatan mikrosirkulasi local, ekstravasasi plasma. Phenomena ini disebut sebagai “neurogenic inflammation” yang pada keadaan lajut menghasilkan noxious/chemical stimuli, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Deregulasi Sistem Motorik yang Menyebabkan Rasa Sakit

Kita ketahui hypertonus otot dapat menyebabkan rasa sakit. Pada umumnya otot-otot yang terlibat adalah “postural system”. Nosiseptif stimulus diterima oleh serabut-serabut afferent ke spinal cord, menghasilkan kontraksi beberapa otot akibat “spinal motor reflexes”. Nosiseptif stimuli ini dapat dijumpai di beberapa tempat seperti kulit visceral organ, bahkan otot sendiri. Reflek ini sendiri sebenarnya bermanfaat bagi tubuh kita, misalnya “withdrawal reflex” merupakan mekanisme survival dari organisme.
Disamping berfungsi tersebut, kita juga sadari bahwa kontraksi-kontraksi tadi dapat meningkatkan rasa sakit, melalui nosiseptor di dalam otot dan tendon. Makin sering dan kuat nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat reflek aktifitas terhadap otot-otot tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasa sakit, sehingga menimbulkan keadaan “vicious circle”, kondisi ini akan diperburuk lagi dengan adanya ischemia local, sebagai akibat dari kontrksi otot yang kuat dan terus menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat sebagai akibat dari disregulasi system simpatik.
Pada gambar 1, terlihat input serabut afferent dan organ visceral, kulit, sendi, tendons, otot-otot atau impuls dan otak yang turun ke spinal dapat mempengaruhi rangsangan (exitability) dan alpha dan gamma motorneurons yang berakibat kontraksi otot (muscle stiffness), misalnya meningkatkan input nosiseptif dari viscus abdominalis akan meningkatkan tonus otot-otot abdomen. Atau input nosiseptif dari sendi kapsul dapat meningkatkan “reflex excitability” dan beberapa otot-otot antagonis yang bersangkutan dengan pergerakan sendi tersebut sehingga hal ini dapat memblok sendi tersebut, disebut juga sebagai “neurogenic block”. Pengaruh yang paling besar berasal dari otak, stress dan emosi dapat mengakibatkan “descending excitatory pathways”, sehingga merangsang peningkatan reflek dari otot-otot postural.
Perasaan nyeri tergantung pada pengaktifan serangkaian sel-sel saraf, yang meliputi reseptor nyeri afferent primer, sel-sel saraf penghubung (inter neuron) di medulla spinalis dan batang otak, sel-sel di traktus ascenden, sel-sel saraf di thalamus dan sel-sel saraf di kortek serebri. Bermacam-macam reseptor nyeri primer ditemukan dan memberikan persarafan di kulit, sendi-sendi, otot-otot dan alat-alat dalam pengaktifan reseptor nyeri yang berbeda menghasilkan kuatitas nyeri tertentu. Sel-sel saraf nyeri pada kornu dorsalis medulla spinalis berperan pada reflek nyeri atau ikut mengatur pengaktifan sel-sel traktus ascenden. Sel-sel saraf dari traktus spinothalamicus membantu memberi tanda perasaan nyeri, sedangkan traktus lainnya lebih berperan pada pengaktifan system kontrol desenden atau pada timbulnya mekanisme motivasi-afektif.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa thalamus lebih berperan dalam sensasi nyeri dibandingkan daerah kortek serebri (willis WD, 1995). Meskipun demikian penelitian-penelitian lain membuktikan peranan yang cukup berarti dan kortek serebri dalam sensasi nyeri. Struktur diensepalik dan telesepalik seperti thalamus bagian medial, hipotalamus, amygdala dan system limbic diduga berperan pada berbagai reaksi motivasi dan afektif dari nyeri.







28 November 2012

FREE DOWNLOAD GAME ISO PSX/PS1 Soul Blade


Ini dia game sangat seru untuk dimainkan. walaupun gamenya sudah jadul tapi game ini seru untuk dimainkan lagi. oke langsung aja ke link downloadnya di bawah ini.


Download Now




19 November 2012

DOWNLOAD GAME ISO PSX/PS1 Tekken 2


 Description :
The gameplay in Tekken 2 is much like its predecessor with a few additions. It continues to use 2D backgrounds in its stages, an infinite playing field, and a fighting system that utilises four buttons: left punch, right punch, left kick, and right kick. Distinct additions included attack reversals for some characters, back throws, chain-throws, and a sidestep unique to two characters, Kazuya Mishima and Heihachi Mishima; However, Yoshimitsu has a spinning sidestep move that lowers his health. Tackles were also modified to inflict damage when running from a greater distance. Each time the game is beaten with one of the default available characters in arcade mode, the associated sub-boss character becomes selectable.
Tekken 2 also introduced various modes that would become staples to the series. These include Survival mode, Team Battle mode and Time Attack mode. Survival mode takes the player through an endless number of matches to see how many opponent they can defeat without being defeated themselves. In addition, any health lost during a match will carry over to the next match, but the player would regain a little bit more health. Team Battle mode is a two-player mode which up to eight characters can be selected by each player. Like Survival mode, any health lost during a match will carry over to the next match, but the player will regain a little bit. Time Attack mode is similar to Arcade mode, except it is played to see how fast the player can go through it and beat records.



Download Now


Download Emulatornya Disini : Download Emulator








13 November 2012

FREE DOWNLOAD GAME ISO PSX/PS1 Uprising X

 

Yang seneng main game ini silahkan langsung download di link di bawah ini.

Description :
As you pilot the experimental tank-like war machine known as the Wraith, you look back over the events that brought you to this mission. The Rebels' uprising against the Imperium regime showed great promise, and they were able to capture strategic intergalactic locations. The stolen Imperium technology that led to the Wraith was a huge success for the Rebels. Now on the brink of defeat, the Emperor Caston has unleashed a new, terrible weapon of mass destruction capable of annihilating entire planets. In UPRISING X, it is your mission to prevent this horrific weapon from further use. You have ability to customize not only the weaponry on the Wraith, but also your infantry and military vehicles for maximum strategic advantage. Wage war against the CPU across more than 20 alien battlefields in Single-Player mode, or battle your friends in one of five different Two-Player modes ranging from Infantry Crush to Deathmatch. See if you can lead the Rebels to victory in UPRISING X. Found on IGN



 Download Now




30 October 2012

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA ISCHIALGIA

BAB I
ANATOMI FISIOLOGI
      Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus. N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii.
       Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris. Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea.
     Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
·                     Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
·                     Lumbal ( Pinggang Atas )
·                     Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
·                     Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
·                     Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan  maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia.
           Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki percabangan antara lain:
·                     N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula
·                     N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
·                     N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
·                     N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
·                     N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
             N. Ischiadicus mempersarafi:
·                     M. Semitendinosus
·                     M. Semimbranosus
·                     M. Biceps Femoris
·                     M. Adduktor Magnus
          N. Poroneus Mempersarafi
·                     M. tibialis anterior
·                     M. ekstensor digitorum longus
·                     M. ekstensor halluci longus
·                     M. digitorum brevis
·                     M. poroneus tertius
       N. Tibialis Mempersarafi
·                     M. gastrocnemius
·                     M. popliteus
·                     M. soleus
·                     M. plantaris
·                     M. tibialis posterior
·                     M. fleksor digitorum longus
·                     M. fleksor hallucis longus
 
BAB II
PATOLOGI
          Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
          Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang,  pantat yang factor pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat persaingan hidup semakin ketat atau stress. NPB dapat di klasifikasikan menjadi Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis primer atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada  saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1.      Entrapment Radiculitis/ Radiculitis
2.      Entrapment Neuritis :
a)      Neuritis primer
b)      Terjebak disekitar bursa m. Piriformis
3.      Entrapment Neuritis  yang terjebak di sekitar:
a)      Tuber Ischi
b)       Artikulatio koksae.
c)      Spondylosis
Diawali dengan proses degeneratif  yang ditandai dengan menurunnya sistem metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulang-ulang . Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis. Elastisitasnya menurun diikuti berkurangnya cairan sendi dan penurunan sistem difusi di Cartilago akan mengalami kerusakan yang pada akhirnya akan berkurang. Inter space antar diskus semakin kecil yang berakibat mikro trauma pada kedua fascies corpus vertebra . keadaan akan diikuti proliferasi jaringan tulang baru yang akan berubah menjadi proses osifikasi dan calsifikasi tulang yang pada akhirnya membentuk osteofit. 
            Dalam analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul secara tiba- tiba ini akan di kaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai hubungan dengan trauma, maka secara simplisik data itu di asosiasikan dengan HNP ( Herpetik Nucleus Pulposus ). HNP merupakan jebolnya nukleus pulposus ke korpus vertebrae di atas atau di bawahnya, dan bisa juga langsung jebol dari nukleus pulposus ke dalam korpus vertebrae. Robekan circumferentia dan radial pada anulus fibrosis discus intervertebralis yang kemudian di susul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iscialgia. Secara etiologi Ischialgia dapat di bagi menjadi 3 perwujudan  yaitu :
A.    Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer
            Gejala utama dari neuritis ischiadicus primer adalah nyeri yang dirasakan bertolak dari daerah antara sacrum dan sendi pangul, tepatnya pada foramen infrapiriformis atau incisura iscidika.dan menjalar sepanjang perjalanan nervus isciadica dan lanjutanya pada nervus poreneus dan tibialis. Selain itu, terjadi pada insicura isciadica dan sepanjang spasium poplitea pada tahap akut. Juga tendon ascilles dan tibialis posterior.
B.     Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radiculatis
            Pada ischialgia ini N. Isciadicus terkena proses radang. Dan pada radiks Dorsalis L3,L4, L5,S1 mengalami gangguan karena terjebak  akibat jebakan itu, yang dapat bersifat menindih, meregang.
C.     Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis
            Walaupun pleksus lumbosacralis belum dianggap sebagai nervus, tapi iscialgia akibat jebakan lumbosacralis yang membentuk nervus ischiadicus. Ini sama saja halnya dengan ischialgia akibat jebakan m. Piriformis yang dikenal sebagai Sindroma Piriformis. Ini lebih sering mengenai wanita daripada pria.
           
 Nyeri yang dirasakan penderita secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau bersifat tajam dan sakit pada malam hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur. Nyeri bertambah apabila saraf tersebut mengalami penekanan saraf.
Penyebaran rasa sakitnya dimulai dari daerah lumbal, hip joint kemudian menyebar kearah bawah. Cara berjalan penderita dengan ujung jari kaki plantar flexi ankle, hip dan knee dalam keadaan flexi juga sehingga nampak penderita jalan dalam keadaan   pincang. Pasien tidak bisa berdiri lama sehingga terjadi kelainan sikap berdiri pada penderita (pelvic tilting) yang mengakibatkan terjadinya kompensasi lumbal.
              
BAB III
STATUS KLINIK
A.    Laporan Status Klinik
Tanggal                             : 09 November  2010
Kondisi                             : FT. C
B.     Keterangan Umum Penderita
Nama                                 : Tn.H.Muh.Harum
Umur                                 : 65 thn
Pekerjaan                           : Pensiunan
Jenis kelamin                     : Laki-laki
Agama                               : Islam  
Alamat                              : Jalan Rappocini Raya,lorong 11B no 2
C.    Data-data Medis
1.      Diagnosa Medis          : Ishialgia
2.      Terapi umum               : Medika Mentosa
D.    Segi Fisioterapi
Tanggal 09 november 2010
1.       Anamnesis (Auto)
a.        Keluhan utama        : Nyeri pinggang
b.       Lokasi keluhan        : Pinggang bawah hingga ke tungkai kanan
c.        Sifat keluhan           : Menjalar ke jari-jari kaki
d.       Lama keluhan          : 5 bulan yang lalu
e.       Yang Memperberat  : Pada saat tidur miring ke kiri dan duduk
f.       Yang Memperingan : Pada saat beristirahat (tidur miring ke kanan)
         g. RPP                              : 5 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri di pinggang sampai tungkai bawah dan osi tidak tahu penyebab utamanya.
         h.  Anamnesis sistem
1)      Kepala dan leher   : tidak ada gangguan
2)      Kardiovaskular      : tidak ada gangguan
3)      Respirasi                : tidak ada gangguan
4)      Musculoskeletal    : spasme otot  piriformis dan gastrocnemius.
         i. Pemeriksaan
     Tanda-Tanda Vital
a)      Tekanan darah          : 110/80 mmHg
b)      Denyut nadi             : 88 x /menit
c)      Pernapasan               : 24 x /menit
d)     Temperatur               : 36 ° C
e)      Tinggi Badan           : 168 Cm
f)       Berat Badan             : 73 Kg
2.      Inspeksi
a)      Statis
1.      Pasien tidak dapat duduk  dan selalu mengangkat bokong yang sakit
2.      Pasien tidak dapat berjalan dalam waktu yang lama
b)      Dinamis
1.      Pasien nampak kesakitan ketika dilakukan gerakan pada pinggangnya
2.      Pada saat berjalan pasien lebih menumpu ke kaki yang sehat/ pincang.
3.      Tes orientasi/ Quick test
·   Aktifitas jongkok –berdiri (squad and bounching) menimbulkan nyeri pada knee.
4.      Pemeriksaan fungsi dasar
Regio Lumbal
Nama gerakan
Aktif
Pasif
TIMT
Fleksi
Nyeri, ROM dalam batas normal
Nyeri, elastis end feel, ROM normal
Nyeri, kualitas saraf baik
Ekstensi
Tidak Nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak Nyeri, elastic  end feel,  ROM normal
Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
Rotasi sinister
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri, elastis end feel, ROM normal
Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
Rotasi dextra
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri, elasti end feel, ROM normal
Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
L.fleksi sinistra
Tidak Nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak Nyeri, elastis end feel, ROM normal
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
L. fleksi dextra
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri, end elastic end feel, ROM normal
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Regio HIP joint
Nama gerakan
Aktif
Pasif
TIMT
Fleksi
Tidak Nyeri, ROM terbatas
Nyeri, elasitis end feel, ROM terbatas
Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
Ekstensi
 Tidak Nyeri, ROM terbatas
Tidak nyeri,  elastis end feel, ROM terbatas
 Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
Abduksi
Tidak nyeri, ROM dalalm batas normal
Tidak nyeri,  elastis end feel, ROM normal
 Tidak nyeri, kualitas saraf baik
Adduksi
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri,  elastis end feel, ROM normal
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
Internal rotasi
Tidak Nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri,  elastis end feel, ROM normal
Tidak nyeri, kualitas saraf baik
External rotasi
Tidak nyeri, ROM dalam batas normal
Tidak nyeri,  elastis end feel, ROM normal
Nyeri, kualitas saraf baik
              
5.      Pemeriksaan Spesifik
  1. Skala VAS
 

            0                                         6,5                 10
Interpretasi : Jasil dari pengukuran nilai ambang nyeri adalah 6.5 yang berarti sedang.
b.      Tes SLR + Bragard
Hasilnya       : nyeri
Interpretasi   : ada gangguan pada tendon aschilles dan tibialis anterior peroneus longus dan penyempitan n. Ischiadicus.
  1. Tes Patrick
Hasilnya       : tidak ada nyeri
Interpretasi   : tidak ada gangguan pada lig. sacroilliaca anterior
d.   Tes Antipatrik
Hasilnya       : tidak nyeri
Interpretasi   : tidak ada gangguan pada lig. sacroilliaca posterior
e.    Tes Kontraktur
Hasil           : Nyeri pada m. piriformis sinistra, rectus femoris,   hamstring
Interpretasi : Adanya pemendekan pada hamstring.
f.    Palpasi
Hasil                : nyeri tekan pada m. piriformis dan spasme gastrok.
Interpretasi      : ada spasme m. Piriformis dan gastrok
g.       Connective Tissue
    Interpretasi: Adanya spasme pada otot erektor spine.
E.     Diagnosis Fisioterapi
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Fungsional Pinggang Bawah dan Tungkai Sinistra akibat Ischialgia
  F. Problematik Fisioterapi
  • Adanya nyeri menjalar sampai ketungkai
  • Kontraktur pada m. hamstring
  • Spasme otot Piriformis,  erector spine, gastrok
  • Terjepitnya nervus ischiadicus
 G. Perencanaan Fisioterapi
1.        Tujuan
a.       Jangka Panjang
Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional berjalan pasien.
b.      Jangka Pendek
1)      Mengurangi nyeri
2)      Mengurangi spasme m.piriformis dan gastrok
3)      Mengurangi kontraktur pada m. Hamstring
4)      Melepaskan penjepitan nervus ishiadicus
2.          Tindakan
a.       Metodogi Fisioterapi
a)      MWD
b)      Exercise terapi
3.         Edukasi
·         Untuk tidak mengangkat barang dalam keadaan berdiri
·         Dianjurkan pasien memakai korset
·         Dalam keadaan berdiri disarankan agar satu kaki pasien di sanggah dengan bangku.
·         Pasien tidur miring sebelum, bangun
H.  Interfensi Fisioterapi
1. MWD
            Ini sebagai pre eliminery exercise posisi pasien tengkurap,jarak antaraa tranduser dengan permukaan tubuh pasien 3 cm.
Tujuan : alat ini selain untuk sirkulasi darah, cocok untuk menurunkan nyeri.
Dosis : Tiap Hari Frekuensi alat 80 MHZ teknik Coplanar dengan intermitten dengan waktu 10 menit
2   Friction
      Ini untuk melemaskan otot yang spasme. Pasien Tengkurap kemudian Fisioterapis menekan otot piriformis/otot yang spasme, menggunakan ibu jari atau bagian-baian tubuh yang runcing.
Dosis: Tiap Hari dengan waktu 5x pengulangan
3.      Streching
            Ini untuk melemaskan otot yang mengalami spasme. Pasien terlentang dengan posisi knee di tekuk kemudian fisioterapis membawa lututnya kesamping badan kiri dan kanan sampai terasa terulur. Untuk mengulur otot Qua dratus lumborum.
Dosis: Tiap hari dengan 8x hitungan dan 6x pengulangan
4.      Strengtening
            Ini di lakukan untuk penguatan otot abductor dan adductor. Posisi sama diatas tetapi diberikan tahanan di lateral knee kearah dalam dan kearah keluar.
Dosis: Tiap hari dengan 8x hitungan dan 6x pengulangan
 
 
Sumber : Klik Disini