A. DEFENISIOsteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofityang diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme obnormal pada proses penuaan, trauma atau akibat kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Kelainanini tidak berkaitan dengan factor sistemik ataupun inspeksi
Osteoartritis dapat dibagi atas 2 jenis yaitu:
Osteoartritis primer
Osteoartritis primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya dapat mengenai satu atau beberapa sendi. Osteoartritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit putih, usia pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut disertai pembengkakan tulang yang disebut nodus herbenden.
Osteoartritis primer
Osteoartritis primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya dapat mengenai satu atau beberapa sendi. Osteoartritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit putih, usia pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut disertai pembengkakan tulang yang disebut nodus herbenden.
Osteoartritis sekunder
Osteoartritis sekunder tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi. Osteoartritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit putih, usia pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut disertai pembebengkakan tulang yang disebut nodus herbenden. Osteoartritis sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada synovial sehingga menimbulkan osteoarthritis sekunder.
Osteoartritis sekunder tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi. Osteoartritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit putih, usia pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut disertai pembebengkakan tulang yang disebut nodus herbenden. Osteoartritis sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada synovial sehingga menimbulkan osteoarthritis sekunder.
Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan osteartritis sekunder adalah:
1. Trauma/instabilitas
Osteoarthritis sekunder terutama terjadi karena trauma akibat fraktur pada daerah sendi, setelah menisektomi,tungkai bawah yang tidak sama panjang,adanya hipermobilitas dan instabilitas sendi,ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.
Osteoarthritis sekunder terutama terjadi karena trauma akibat fraktur pada daerah sendi, setelah menisektomi,tungkai bawah yang tidak sama panjang,adanya hipermobilitas dan instabilitas sendi,ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.
2. Faktor genetik/ perkembangan
Adanya kelainan genetic dan kelainan perkembangan tubuh seperti displasia epifisial, displasia asetabular, penyakit legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis (slipped epifisis) dapat menyebabkan osteoarthritis.
Adanya kelainan genetic dan kelainan perkembangan tubuh seperti displasia epifisial, displasia asetabular, penyakit legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis (slipped epifisis) dapat menyebabkan osteoarthritis.
3. Penyakit metabolik/endokrin
Osteoarthritis sekuler dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/endokrin seperti penyakit okronosis, akromegall, mukopolisakaridosis, deposisi Kristal atau setelah suatu inflamasi pada sendi misalnya arthritis rhematik atau atropati oleh inflamasi
Osteoarthritis sekuler dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/endokrin seperti penyakit okronosis, akromegall, mukopolisakaridosis, deposisi Kristal atau setelah suatu inflamasi pada sendi misalnya arthritis rhematik atau atropati oleh inflamasi
4. Osteoarthritis
Osteoarthritis dapat berkembang akibat osteonekrosis kaput femoris oleh bermacam-macam sebab, misalnya penyakit caisson, penyakit sckle cell.
Osteoarthritis dapat berkembang akibat osteonekrosis kaput femoris oleh bermacam-macam sebab, misalnya penyakit caisson, penyakit sckle cell.
B. PERUBAHAN PATOLOGIS
Penyebab
1. Umur
Umur ditemukan pada usia lajut (diatas 50 tahun),oleh karena pada orang lanjut usia pembentukan kondroitin sulfat yang merupaakan substansi dasar tulang rawan berkurang dan dapat terjadi fibrosistulang rawan
Umur ditemukan pada usia lajut (diatas 50 tahun),oleh karena pada orang lanjut usia pembentukan kondroitin sulfat yang merupaakan substansi dasar tulang rawan berkurang dan dapat terjadi fibrosistulang rawan
2. Jenis kelamin
Kelainan ini dapat ditemukan baik pada pria maupun wanita dimana osteoarthritis primer lebih banyak ditemukan pada wanita pasca menupause sedangkan osteoarthritis sekunder lebih banyak ditemukan pada laki-laki.
3. Ras
Lebih sering pada orang Asia khususnya Cina, Eropa dan Amerika dari pada kulit hitam.
Kelainan ini dapat ditemukan baik pada pria maupun wanita dimana osteoarthritis primer lebih banyak ditemukan pada wanita pasca menupause sedangkan osteoarthritis sekunder lebih banyak ditemukan pada laki-laki.
3. Ras
Lebih sering pada orang Asia khususnya Cina, Eropa dan Amerika dari pada kulit hitam.
4. Faktor keturunan
5. Faktor metabolic/endokrin
Penderita obesitas, hipertensi hiperurisemi dan diabetes lebih rentan terhadap osteoartritis
Penderita obesitas, hipertensi hiperurisemi dan diabetes lebih rentan terhadap osteoartritis
6. Faktor mekanik serta kelainan geometri sendi
7. Trauma dan faktor okupasi
Trauma yang hebat terutama fraktur intra-artikuler atau dislokasi sendi merupakan predisposisi osteoartritis.
Trauma yang hebat terutama fraktur intra-artikuler atau dislokasi sendi merupakan predisposisi osteoartritis.
8. Cuaca/ iklim
Gejala lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.
Gejala lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.
Tanda dan Gejala
1. Paling sering terserang sendi-sendi panggul dan lutut
2. Nyeri pada waktu bergerak
3. Nyeri menjalar
4. Spasme otot
5. Krepitasi kadang-kadang terdengar
6. Deformitas lutut biasanya vurus/valgus Fleksi
7. Ketidaksesuaian pajang tungkai karena fleksi
1. Paling sering terserang sendi-sendi panggul dan lutut
2. Nyeri pada waktu bergerak
3. Nyeri menjalar
4. Spasme otot
5. Krepitasi kadang-kadang terdengar
6. Deformitas lutut biasanya vurus/valgus Fleksi
7. Ketidaksesuaian pajang tungkai karena fleksi
Perubahan Patologis
1. Fibrilasi dari tulang rawan sendi
2. Menipisnya tulang rawan sendi
3. Pembentukan kista permukaan sendi
4. Ankilosis sendi
5. Subluksasi dari sendi
6. Pembentuan osteofit
1. Fibrilasi dari tulang rawan sendi
2. Menipisnya tulang rawan sendi
3. Pembentukan kista permukaan sendi
4. Ankilosis sendi
5. Subluksasi dari sendi
6. Pembentuan osteofit
Kelainan yang dapat ditemukan pada osteoarthritis adalah :
1. Tulang Rawan
Kelainan osteoarthritis berawal dari berkurang/tidak terbentuknya substansi tulang rawn sendi (kondroitinsulfat). Terjadi perlunakan dari iregularitas pada tulang rawan sendi, permukaan sendi menjadi kasar.
1. Tulang Rawan
Kelainan osteoarthritis berawal dari berkurang/tidak terbentuknya substansi tulang rawn sendi (kondroitinsulfat). Terjadi perlunakan dari iregularitas pada tulang rawan sendi, permukaan sendi menjadi kasar.
2. Tulang
Terjadi peningkatan vaskularisasi serta pembentukkan osteofit pada ujung persendian terutama pada sendi interfalangeal distal. Pembentukkan tulang baru ini berupa eburnasi dan pembentukkan kista-kista. Kista ini dapat berhubungan dengan sendi dan berisi cairan synovial, melalui defek pada tulang subkondral.
Terjadi peningkatan vaskularisasi serta pembentukkan osteofit pada ujung persendian terutama pada sendi interfalangeal distal. Pembentukkan tulang baru ini berupa eburnasi dan pembentukkan kista-kista. Kista ini dapat berhubungan dengan sendi dan berisi cairan synovial, melalui defek pada tulang subkondral.
3. Membran synovial
Membran synovial mengalami hipertropi vilus. Pada mikroskop elektron terlihat reticulum endoplasma yang bertambah, dilatasi sisterna, serta berkurangnya apparatus golgi dan penambahan lisosol.
Membran synovial mengalami hipertropi vilus. Pada mikroskop elektron terlihat reticulum endoplasma yang bertambah, dilatasi sisterna, serta berkurangnya apparatus golgi dan penambahan lisosol.
4. Kapsul sendi
Terjadi fibrosis dan kontraktur pada kapsul sendi.
Terjadi fibrosis dan kontraktur pada kapsul sendi.
5. Badan lepas (loose bodies)
Tulang rawan yang nekrosis dapat mengalami aberasi, terlepass kedalam ruang sendi dan berupa benda-benda lepas yang dapat menimbulkan reaksi pada membrane synovial sehingga timbul evulsi dalam sendi.
Tulang rawan yang nekrosis dapat mengalami aberasi, terlepass kedalam ruang sendi dan berupa benda-benda lepas yang dapat menimbulkan reaksi pada membrane synovial sehingga timbul evulsi dalam sendi.
6. Efusi
Efusi dapat terjadi pada stadium awal atau pada stadium eksaseerbasi inflamasi akut. Cairan bersifat jernih, mempunyai viskositas tinggi dengan kadar protein yang rendah (2 g / 100 ml). juga dapat terjadi efusi hemoragik yang terutama terjadi pada orang tua.
Efusi dapat terjadi pada stadium awal atau pada stadium eksaseerbasi inflamasi akut. Cairan bersifat jernih, mempunyai viskositas tinggi dengan kadar protein yang rendah (2 g / 100 ml). juga dapat terjadi efusi hemoragik yang terutama terjadi pada orang tua.
7. Nodus herbenden dan bouchard
Nodus ini terjadi oleh karena regenerasi membrane kapsul dan jaringan lunak sendi yang membentuk kista yang mengandung asam hialuronat. Kemudian terjadi metaplasia tulang dan tulang rawan.
Nodus ini terjadi oleh karena regenerasi membrane kapsul dan jaringan lunak sendi yang membentuk kista yang mengandung asam hialuronat. Kemudian terjadi metaplasia tulang dan tulang rawan.
Komplikasi osteoatritis
- Kontraktur otot
- Nyeri
- Keterbatasan ROM
PROGRAM LATIHAN REGIO KNEE
1. Fleksi KneeDuduk tegak di kursi dan lintas kaki kiri dengan kaki di bagian bawah. Perlahan menggunakan kaki kanan untuk mendorong kaki kiri di bawah kursi sekaligus menjaga hips flat di kursi. Tahan posisi ini selama enam detik. Kembali ke posisi awal dan lakukan enam repeats Ulangi latihan dengan seluruh kaki kanan di bawah.
2. Knee Extension
Duduk tegak lurus dengan kembali terhadap kursi. Perlahan straighten lutut kiri Anda. Tahan posisi ini selama enam detik. Santai dan kaki Anda lebih rendah ke posisi berdiri. Lakukan enam repeats dengan lutut kanan.
3. Heel Slide Knee Extension Heel Knee Extension Slide
Tungkai kiri dengan lutut bengkok dan kaki kiri rata di lantai. Perlahan geser kiri tumit jauh dari tubuh Anda sehingga kedua kakinya paralel selama enam detik. Lakukan enam kali dan ulangi latihan dengan kaki kanan.
Sumber
0 comments:
Post a Comment
Silahkan beri komentar sobat di bawah ini!
Komentar sobat akan sangat bermanfaat bagi kemajuan blog ini! :D Jangan lupa follow blog ini juga ;)
Mohon untuk tidak menggunakan nama ANONIM!
No SPAM !!!